Usai Pembukaan Kongres PMII Ke-21, Begini Curhatan Kader Akar Rumput PMII

Hendrajati Nursabil Kader PMII Banyuwangi Saat Berpidato di Acara Dinas Pendidikan Banyuwangi
Hendrajati Nursabil Kader PMII Banyuwangi Saat Berpidato di Acara Dinas Pendidikan Banyuwangi

Jenggirat.com – Banyuwangi, Bertempat di Wisma Atlet Jakabaring Sport City, Palembang, tempat terselenggaranya Pembukaan Kongres Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang ke-21 banyak sekali penyampain yang tidak seharusnya harus diutarakan di hadapan para kader-kader PMII.

Hendrajati Nursabil selaku Kader PMII Banyuwangi, mengatakan Marwah Organisasi sebagai Kawah Candradimuka serta ajang pemupukan ideologisasi dan idealisme organisasi tercoreng dengan statement Sahabat Muhaimin Iskandar selaku MABINAS PB PMII yang memplesetkan jenjang kaderisasi pasca PKN adalah PKB. Jumat. (09/08/2024)

Secara tidak langsung penyampaian tersebut sangat mencederai marwah organisasi yang senantiasa menjaga Independensi Organisasi atas apapun yang menjadi persoalan konflik politik praktis nasional antara PBNU, PKB dan pemegang kekuasaan hari ini.
Sabil mengatakan Kader Akar Rumput PMII benar-benar sangat menyayangkan statement tersebut. Karena bersifat multitafsir pemikiran kader Kader PMII di Akar rumput, seolah apapun yang menjadi masalah Alumni PMII, tidak seharusnya melibatkan Kader Aktif dalam konflik Politik Praktis.

BACA JUGA :
Menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Timur, Ketua DPD GMNI Jatim “Rakyat Perlu Diberi Pilihan”

Menurut Sabil Statement selaku kader PMII, dasar argumentasinya berdasarkan atas apa yang disampaikan Cak Muhaimin perihal saat salam penghormatan kepada Wakil Menteri Agama, Cak imin lupa dengan namanya karena yang sering beliau ingat hanya tentang pansus Haji.

Belum lagi tentang “karakter kepemimpinan moral” yang disampaikan juga dengan hal ini bahwa “kalau ada kyai yang suka ngajak gelut itu begitu sangat mengkhawatirkan”.

Ditelisik lebih dalam, belakangan ini memang antara kepengurusan PBNU, PKB dan kekuasaan saat ini emang lagi seru serunya dalam bersitegang antara satu individu dengan individu yang lain. Semua berebut saling ingin menguasai kelembagaan NU baik kelembagaan struktural maupun kultural, agar mendapatkan simpatisan yang banyak untuk saling bersitegang.

Sabil juga menyikapi hal tersebut menyampaikan sarankan kepada semua senior PMII untuk tidak melibatkan kami kader kultural NU dan biarkan kader PMII belajar materi ideologisasi mengikuti jenjang kaderisasi baik formal, non formal maupun informal. Agar suatu saat nanti apabila kami dipercayai memegang estafet kepemimpinan strategis elektoral itu terjalankan dengan baik dan tentunya dengan harapannya tidak selalu berseteru terus menerus sampai umat dibikin resah dengan fenomena atas apa yang telah terjadi hari ini